Mahmoud Ahmadinejad: Nuklir adalah Salah Satu Hak Kami Dalam Hukum International

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahamdinejad mengatakan: ia tidak mengharapkan pembicaraan dengan kelompok P5 + 1 yang terdiri dari Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis dan Jerman terkait program pengayaan uranium menemui titik terang.

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Barak Obama, Presiden USA
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad (Foto: AP) - Barak Obama, Presiden USA (Foto: Reuters.com)

"Kami tidak mengharapkan keajaiban pada pertemuan nuklir berikutnya di Moskow," kata Ahmadinejad dalam wawancara dengan televisi Prancis 24 sebagaimana dilansir Republika.co.id, Kamis (31/5/2012).

Mahmoud Ahmadinejad juga menegaskan, pengayaan uranium Iran hingga 20 porsen adalah hak negara dan bukan merupakan langkah membuat bom nuklir. "Nuklir adalah salah satu hak kami dalam hal hukum international, " tegasnya.

Penguasa dunia harus menginjinkan pengayaan uranium pada tingkat 20 porsen di Iran tapi sejauh ini negara-negara besar tersebut belum melakukannya. Akibatnya Iran memutuskan untuk terus maju dengan pengayaan," imbuh presiden 55 tahun itu tulis Republika.co.id selanjutnya.

Sementara itu pada halaman lain Republika.co.id juga melansir penyataan Duta besar Amerika Serikat untuk Israel yang menyatakan "Kami tidak bermaksud untuk melanjutkan perundingan demi perundingan. Jendela sudah tertutup," kata Dan Shapiro saat berbicara di Tel Avis University, Rabu (30/5/2012).

Pernyataan Shapiro ini terkait tidak tercapainya kata sepakat pada perundingan isu nuklir Iran yang sudah dilaksanakan beberapa kali. Amerika Serikat dan negara-negara Barat berupaya membujuk pemerintah Iran namun belum mencapai kesepahaman tentang batas ambang produksi nuklir Iran.

Ada perbedaan yang signifikan dan positif dalam pembicaraan Baghdad. Tetapi masih kata Shapiro, utusan AS memperingatkan sanski paling keras belum datang dan ancaman militer terhadap fasilitas nuklir Iran masih terbuka. "Kita menerapkan semua unsur kekuatan AS untuk mencegah nuklir Iran," sebut dia.

Sebagaimana diberitakan Republika.co.id, perundingan lanjutan isu senjata nuklir Iran akan berlangsung di Moskow ibukota Rusia pada 18-19 Juni 2012. Pertemuan di bekas negara Uni Soviet ini merupakan lanjutan perundingan yang berlangsung di Baghdad pada 23-24 Mei 2012 lalu.

Sumber: Republika.co.id

0 komentar:

Pemberitahuan
News Internet tidak menerima dan bersedia menampilkan komentar url media online intenet penayang khusus promosi atau iklan kecuali ada perjanjian kerjasama mengikat. Terima kasih atas perhatiannya dan semoga dapat dimaklumi.

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar tentang artikel ini. Akan tetapi perlu dimaklumi bahwa Komentar yang tergolong iseng tidak akan ditampilkan. Untuk mendapatkan jawaban langsung pada kotak masuk Email anda, klick teks Subscribe by Email. Atas atensi dan partisipasinya terima kasih.