Seorang pejabat senior kepada Reuters mengatakan delegasi enam negara yang dipimpin Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton bisa memberikan proposal rinci kepada Iran termasuk soal langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan kepercayaan kedua pihak.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama - kiri dan kanan - Mahmoud Ahmadinejad, presiden Iran (Foto: Biography.com)
Sebagaimana diberitakan BBC Indonesia, Kamis,(24/5/2012) "Dalam proposal itu disinggung masalah isotop medis dan kerjasama keamanan nuklir".
"Dalam pertukaran itu, Teheran akan menghentikan program pengayaan uranium sebesar 20 % sebagai langkah awal," kata diplomat itu.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip pernyataan pejabat pemerintah yang menggambarkan penawaran itu tidak perlu dan kantor berita mahasiswa ISNA mengatakan paket tersebut 'tidak berimbang'. tulis BBC Indonesia selanjutnya.
Kepala Badan Energi Atom International IAEA, mengatakan kesepaktan dengan Iran mengenai pengawasan nuklir diharapkan akan segera disetujui, menyusul pembicaraan yang telah dilakukan di Teheran, kata Yukiya Amano sebagaimana ditulis BBC Indonesia.
Setelah beberapa hari perundingan antara Iran dan negara-negara Barat tentang program nuklir yang berlangsung di Baghdad Iran, pemerintah Iran mengumumkan" Iran akan membangun pembangkit listrik bertenaga nuklir 1.000 megawatt di Bushehr tahun depan. Kata Kepala Badan Energi Atom, Fereydoon Abbas Davani, seperti dikutip stasiun TV resmi negara itu, Minggu 27 Mei.
Dia menambahkan kontraktor asing akan diundang untuk ikut dalam pembangunan pembangkit nuklir baru tersebut.
Dalam pernyataannya Davani juga mengatakan, Tidak ada alasan untuk menghentikan pengayaan urainium ke tingkat 20 %, yang menjadi tuntutan negara-negara Barat karena kekhawatiran mengarah pada pengembangan senjata nuklir. Keberatan itu sudah disampaikan Iran secra resmi dalam pertemuan Baghdad pekan lalu," diberitakan BBC Indonesia, Minggu (27/5/2012).
Sementara itu atas keinginan pemerintah berkuasa Israel saat ini untuk menyerang Iran terkait isu senjata nuklir menuai kritik dari seorang mantan Kepala Intelijennya.
Mantan Kepala Intelijen Israel, Shin Bet, menuduh para pemimpin mengecoh publik tentang Iran. Yuval Diskin menuduh Benyamin Netanyahu dan Menterti Pertahanan Ehud Barak mengecoh rakyat tentang kemungkinan serangan terhadap Iran untuk mencegah Teheran membangun bom nuklir.
"Masalah utamanya adalah saya tidak percaya atas pemimpin saat ini yang dapat kita ke perang dengan Iran atau perang regional. Mereka mengecoh publik tentang isu Iran. Mereka mengatakan kepada publik bila Israel bertindak, Iran tidak akan membuat bom nuklir. itu salah. Sebenarnya, banyak pakar yang mengatakan serangan Israel akan mempercepat perlombaaan nuklir Iran," Yuval menyatakan hal itu dimuat radio militer dan surat kabar Haaretz demikian diberitakan BBC Indonesia, Senin (28/5/2012).
Bagian I
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar tentang artikel ini. Akan tetapi perlu dimaklumi bahwa Komentar yang tergolong iseng tidak akan ditampilkan. Untuk mendapatkan jawaban langsung pada kotak masuk Email anda, klick teks Subscribe by Email. Atas atensi dan partisipasinya terima kasih.